Jadi, beberapa Minggu lalu, saya dan keluarga berkesempatan liburan singkat ke Bandung. Tujuan utama kunjungan kami kali ini adalah Floating Market Lembang yang sudah cukup lama membuat saya penasaran, ingin membandingkan dengan floating market yang ada di Bangkok.
Sekitar pukul 6 pagi kami sudah berangkat dari rumah dengan mobil dan baru tiba di Floating Market Lembang pukul 11:30 siang! Yak, it took us 5 and a half hour to get to this place berkat macet di tol dan di dalam kota Bandung plus sempat nyasar gara-gara navigasi Google Maps yang membawa kami melewati jalan-jalan tikus yang akhirnya malah bikin berputar-putar. Memang teknologi nggak selalu bisa diandalkan 100%, ujung-ujungnya tetap saja kami harus memakai cara manual : bertanya sama orang-orang lokal. Untungnya orang-orang Bandung yang kami temui selalu mau memberi petunjuk jalan dengan ramah.
Ketika kami tiba, tempat ini sudah mulai ramai dipadati pengunjung yang didominasi oleh keluarga. Maklum saja, sudah masuk musim liburan sekolah. Biaya masuk tempat ini Rp 10.000 / orang, sudah termasuk welcome drink berupa minuman hangat (bisa pilih teh, kopi, atau cokelat panas). Di depan kita juga bisa membeli koin yang akan digunakan untuk transaksi di dalam area Floating Market karena memang semua penjual di sini tidak menerima uang tunai. Koin ini tersedia dalam pecahan 5000 / 10000/ 50000 dan kalau kelebihan nggak bisa di-refund, jadi beli secukupnya saja. Kalau kurang, di dalam juga ada tempat pembelian koin.
Pemandangan dan suasana di tempat ini memang sangat menyenangkan. Danau buatan yang dikelilingi gunung dan dipenuhi tumbuh-tumbuhan hijau membuat suasana asri semakin terasa. Dari sisi pemandangan, harus saya akui, floating market yang saya kunjungi di Bangkok nggak ada apa-apanya. Selain makan, di tempat ini juga banyak aktivitas yang bisa dilakukan pengunjung. Kita bisa naik sampan menyeberangi danau, naik kano, memetik stroberi, memberi makan hewan, dan...yang sepertinya jadi favorit para pengunjung: praktek narsisme dengan latar pemandangan indah. Hehehe
Tapi kalau dari sisi konsep "pasar terapung" nya sendiri, terasa agak kurang. Karena yang "terapung" hanya penjualnya saja, yang berjualan di dalam perahu-perahu di pinggir danau, sedangkan pengujung tetap membeli dan makan di darat. Rasa makanan yang dijajakan juga biasa-biasa saja, dan harganya cenderung mahal untuk kelas jajanan. Tapi yah, anggap saja kita membayar sedikit mahal untuk menikmati pemandangan / suasana. Kalau cari makan enak dan murah, nanti saja di kota Bandung.
Puas foto-foto, makan, dan menikmati suasana, kami turun menuju hotel kami di kota Bandung, The Travelhotel Cipaganti.
Kami sudah memesan 2 kamar di hotel milik grup Cipaganti ini melalui rajakamar 2 hari sebelumnya. Dengan membayar Rp 810.000 kami sudah mendapatkan 2 kamar executive twin yang cukup luas, bersih dan nyaman, dengan pemandangan menghadap kota bandung berlatar pegunungan yang indah. Lokasi tempat ini juga lumayan strategis karena dekat dengan Jalan Setiabudi, hanya saja letaknya agak masuk ke dalam sebuah kompleks perumahan elite, sehingga tamu yang tidak membawa kendaraan pribadi mungkin akan sedikit kesulitan untuk menemukan transportasi umum. Untungnya, mereka menyediakan layanan shuttle gratis untuk tamu hotel ke beberapa titik di dalam kota seperti Mall Paris Van Java dan tempat-tempat lain yang nggak saya ingat ^^;
Setelah beristirahat sebentar di hotel, kami memutuskan untuk pergi makan malam ke Sapulidi.
Mencapai restoran sekaligus resor yang terletak di Jl. Sersan Bajuri, Lembang ini membutuhkan sedikit perjuangan. Bukan karena letaknya jauh atau sulit ditemukan, tapi karena akses jalan ke sana yang sangat jelek dan berlubang-lubang. Selama perjalanan, perut ini serasa dikocok-kocok.
Tapi, semua itu terbayar begitu kami tiba dan disuguhi pemandangan sawah buatan yang asri dengan nuansa tradisional yang kental. Rasanya damai.
The Entrance |
Saung tempat makan |
Sawah |
Area Resor di atas danau |
Ikan goreng, ayam bakar, tumis buncis, sayur asam, dan gulai kambing. Entah karena saya kelaparan akibat siangnya nggak kenyang makan di floating market atau karena terbawa suasana dan udara yang sejuk, semua makanan yang saya cicipi di sini terasa ekstra lezat. Selain rasanya enak, harganya pun masih masuk akal; untuk makanan sebanyak ini total tagihan yang kami bayar sekitar Rp. 400 ribu. Pokoknya memuaskan..
Coba saja akses jalan ke sana lebih bersahabat, mungkin ini bisa jadi surga kecil yang sempurna.
Coba saja akses jalan ke sana lebih bersahabat, mungkin ini bisa jadi surga kecil yang sempurna.
0 comments:
Post a Comment