November 14, 2012

Backpacking ke Singapura

Setelah sekian lama merencanakan dan selalu batal, akhirnya tanggal 8-10 November kemarin kesampaian juga hasrat saya main ke Singapura, the little red dot yang jaraknya cuma sepelemparan batu dari Jakarta. Serius, deket banget! Flight ke sana cuma memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. Masih lebih lama perjalanan dari rumah saya ke bandara yang kalau sedang macet bisa makan waktu sampai 2 jam lebih (>.<)
Dan berhubung Singapura adalah destinasi wisata sejuta umat bagi warga Indonesia, saya nggak akan menulis banyak tentang kunjungan saya ke negara ini. Toh tempat yang kami kunjungi juga standar turis seperti Merlion Park, Riverside, Orchard, Bugis, Marina Bay Sands, dan sejenisnya. Jadi di sini, saya cuma akan menulis beberapa highlights dari perjalanan saya  as a personal note :)

1. First time being a real backpacker!
Yup untuk pertama kalinya saya jalan-jalan ke luar negeri tanpa membawa koper ataupun check in baggage! Dalam perjalanan kali ini saya cuma berbekal sebuah ransel ukuran medium:
(Suitcase kecil di kanan punya teman saya) Ternyata traveling light itu praktis ya! Nggak perlu repot ngantri ngambil luggage setelah keluar imigrasi, nggak perlu geret-geret koper ke mana-mana. Lain kali kalo jalan-jalan singkat lagi, saya nggak keberatan kembali ber backpacking ria :)


2. First time getting kicked out of the airport!

Haha! Kami sempat mengalami "episode" menarik diusir dari transit area Bandara Changi. Jadi ceritanya, dengan semangat 45 dan berbekal cerita dari beberapa other backpackers di internet, kami memutuskan untuk menghabiskan malam pertama kami di transit area Bandara Changi. Soalnya flight kami tiba di Singapura pukul 01:00 pagi, so we figured, daripada buang uang naik taksi untuk pergi ke city dan bayar penginapan hanya untuk numpang tidur beberapa jam, lebih baik kami numpang istirahat di area transit Changi yang katanya cukup nyaman untuk spend the night sebelum mulai menjelajah kota keesokan paginya.

So, we found a cozy little spot dengan sofa empuk untuk menggeletakkan tubuh :



Tapi baru tidur-tidur ayam sebentar, kami sudah dibangunkan oleh beberapa petugas imigrasi dan tentara bersenjata laras panjang (>0<) yang sepertinya sedang melakukan razia / pemeriksaan keliling. Intinya kami dinyatakan tidak berhak ada di transit area karena tidak memiliki boarding pass untuk connecting flight sehingga harus meninggalkan area itu dan menyelesaikan proses imigrasi saat itu juga. Yah petugasnya sih ngomong dengan nada biasa dan cukup sopan, tapi tetap saja tentara-tentara bersenjata di belakangnya membuat saya merasa lumayan terintimidasi. Untungnya, --selain menjadi turis gembel yang nekad tidur di transit area -- kami nggak melakukan perbuatan apapun yang melanggar hukum, jadi kami  bisa keluar dari imigrasi tanpa masalah. 
Sekeluarnya dari bagian imigrasi, kami terpaksa menghabiskan sisa waktu sampai pagi di area publik yang jauh lebih tidak nyaman dibanding di dalam. Needless to say we had no sleep at all that night. Dan paginya, sekitar pukul 7, setelah basuh-basuh badan dan sarapan di bandara, kami mengumpulkan segenap sisa tenaga untuk langsung menjelajahi Singapura!

3. First time staying at a backpackers hostel



Penginapan di Singapura tergolong mahal. Kalau waktu di KL dengan harga +/- 300 ribu rupiah permalam saya sudah bisa menginap di city hotel yang nyaman, di negeri singa ini sulit sekali menemukan kamar hotel dengan harga di bawah 60 USD per malam. Jadi solusinya, kami memutuskan untuk menginap di sebuah backpackers hostel bernama The Little Red Dot. Dengan harga sekitar 180 ribu rupiah per orang per malam kami mendapat ranjang di female dormitory room. Namanya hostel, segala sesuatu ya serba berbagi. Mulai dari kamar yang harus kami bagi dengan 6 orang pelancong lain, sampai kamar mandi dan toilet di luar kamar yang harus kami pakai bersama dengan tamu-tamu lain. Tapi selama 2 malam kami menginap di sana sih, kami nggak menemukan kesulitan berarti. Toh kami memang di sana murni hanya menumpang tidur sementara the rest of the day kami habiskan di luar. Begitu juga dengan masalah kamar mandi & toilet. Walaupun bilik shower cuma ada 3, saya nggak pernah harus mengantri untuk memakainya. Kalau pun ada sedikit keluhan, cuma mengenai lokasinya saja yang terasa lumayan jauh dari stasiun MRT Lavender, terutama setelah lelah berjalan mengelilingi kota seharian (>.<)



4. Visiting Universal Studios Singapore!!

I've been to Universal Studios Japan a couple of times in the past, tapi trip ke USS adalah yang pertama kali! So I was pretty excited. Harga resmi tiket masuk ke sini untuk non peak dates adalah 68 SGD, but we got ours for 60 SGD dari lapak agan Rio di kaskus (-> highly recommended seller! :))
Mungkin karena USS masih tergolong baru, atraksi di dalamnya belum begitu banyak (dibandingkan USJ, misalnya). Dalam setengah hari saja kami sudah selesai mengitari seluruh arena theme park itu dan mencoba hampir seluruh wahananya.
But overall it was a fun experience, dan suatu saat saya ingin kembali lagi ramai-ramai dengan teman yang lain. Seorang staff di sana menyarankan kami untuk kembali  di bulan Oktober karena pada bulan tersebut mereka memiliki event khusus Halloween yang menurutnya cukup seru.
Highlights of the day adalah:
Foto sama Gloria dari Madagascar :)

Foto sama Po dari Kung Fu Panda 


Transformers The Ride!
Wahana yang satu ini sebenarnya nyaris sama persis dengan Spiderman di USJ. Yang membedakan cuma temanya saja. Yang jelas, sih, dua-duanya equally fun :)

Selain itu, wahana yang juga seru adalah Jurassic Park. Wahana ini juga ada di USJ, tapi saya lebih suka yang di USS. Memang tinggi air terjun terakhir tempat kita dijatuhkan mendadak jauh lebih rendah dibanding dengan yang di USJ, tapi perjalanan hingga menuju ujung ride nya lebih bumpy, seru, dan super basaaah :) 
Warning :  mending bawa jas hujan kalau nggak mau basah kuyup! Di dalam juga dijual jas hujan, tapi harganya mahal (sekitar 3,5 SGD) sementara jas hujan yang saya bawa dari Jakarta harganya nggak sampai 10 ribu perak :P Dan jangan pakai sepatu bagus, mending sendal jepit aja, karena kaki kita pun pasti akan terendam air!


5. Singapore's Most Famous Cuisine (katanya), the Chilli Crab

Karena katanya Chilli Crab ini  a must try for tourists, kami pun merasa terpanggil untuk mencobanya. Dan ternyata jeng jeng jeng rasanya biasa aja tuh... Yang luar biasa cuma harganya (T_T)


Total untuk makan malam hari itu, kami harus mengeluarkan SGD 68. I felt kinda robbed... especially when I found out that they even charged us for the wet tissues (>.<")

Tapi yah... sudahlah, hitung-hitung pengalaman ^^;

0 comments:

Post a Comment