May 30, 2012

穴埋めエントリー

仕事の締め切りに追い込まれる毎日で、なかなかブログの更新ができない…

Halaah alasan aja. Memang benar sih belakangan saya lagi sibuk-sibuknya dengan pekerjaan saya (which is something I'm grateful of, karena lebih banyak pekerjaan berarti lebih banyak uang :P)... tapi seandainya saya lebih pandai membagi waktu... 

Jadi, sekedar untuk menutup kekosongan... 



Hari Senin kemarin, akhirnya saya berkesempatan untuk menjajal movie theater yang lagi happening itu; IMAX Gandaria City (Hoi, katanya sibuk! kok sempet2nya nonton!? ....)

Beuh... namanya juga bioskop yang lagi "happening", hari Senin siang pun, teaternya sudah nyaris penuh. Untung kami datang sekitar sejam sebelum filmnya dimulai, jadi masih bisa memilih tempat yang strategis di baris paling belakang.

Lalu apa kesan-kesan saya tentang teater IMAX yang katanya punya efek yang begitu dahsyat sampai bisa membuat kita merasa seperti masuk ke dalam film itu? Hmm... to be honest, apart from the slight difference in the ticket price (35K for ordinary theater, and 50K for IMAX), saya nggak melihat perbedaan kualitas yang signifikan dengan teater 3D biasa >.<; Saya nggak merasakan sensasi yang begitu luar biasanya sampai seolah saya ada di dalam film or anything. It was good, but nothing great... Tapi bisa jadi it was just me. Hehe, maklumlah, sepertinya saya punya indera perasa yang kepekaannya berada di bawah manusia normal xD

Sementara filmnya sendiri. Well, MIB3 was a fun movie to watch. Especially if you're into creepy gross aliens... Dan nonton di bioskop 3D definitely doubled the creepiness... in a good way lho! :D

Ngomong-ngomong, ada satu quote dari film ini yang saya suka banget:
"Don't ask questions you don't want to know the answers to" - Agent K
Couldn't agree more! There are just some things in life that we better not know :)

Well, oke, sekian dulu "posting penutup lubang" kali ini. Sampai jumpa kalau masa "kejar setoran" saya sudah selesai!

May 20, 2012

Bola Bola Gurita Takoyaki

The other day, a random thought crossed my mind...
"I want Takoyaki!"

Iya, tiba-tiba saya pingin makan bola-bola gurita panggang khas Osaka itu. Ah coba kami punya alat cetakannya, bikin sendiri di rumah juga gampang...

Waktu saya bilang begitu ke si mamah,

"Lho? Cetakannya sih aku udah beli dari kapan. Itu ada di belakang!"

Dan benar saja, saya menemukan cetakan takoyaki masih terbungkus rapat dalam kardusnya yang sudah mulai berselimut debu. Masih perawan ting ting dan dianggurin aja sejak hari pembeliannya... -_-; Kebiasaan si mamah... 

Anyway, karena cetakan sudah ada, selanjutnya tinggal melengkapi bahan-bahannya. Beruntung saya bisa menemukan semua bahan dalam daftar saya tanpa susah payah di supermarket Jepang Papaya Fresh Gallery, Melawai. 

Setelah cetakannya siap dan bahan lengkap, saatnya mulai membuat Takoyaki!! Untuk resepnya, saya mencontek resep takoyaki si chef kocak asal Jepang Chef Harada dari acara Fun Cooking, sbb:

Bahan:
Tepung terigu 100 gr
Susu cair       100 ml
Air                200 ml
Gula              1/4 sdt
Garam           1/4 sdt
Telur             1 butir
Daging gurita secukupnya, potong kecil-kecil (kemarin saya beli 100 gram bisa untuk 4 kali buat)
Keju secukupnya, potong kecil-kecil
[Resep asli Chef Harada memakai potongan sosis, but I skipped this one :D]
Daun bawang, potong halus

Pelengkap:
Saus okonomiyaki / tonkatsu (I used Otafuku Tonkatsu Sauce  because it was the cheapest one I could find at Papaya :p)
Mayonaisse
Cakalang serut / Katsuobushi (Ada 2 merek Katsuobushi yang saya temukan di Papaya. One was imported directly from Japan and costs more than Rp 100.000, which was just too expensive for me. So I opted for the local one "Hana Katsuobushi" which was around Rp 30.000 for a 50 gr pack)

Cara buat:
1.  Olesi cetakan okonomiyaki dengan minyak
2. Campur dan aduk terigu, susu, gula, garam, dan air hingga rata, lalu masukkan telur dan aduk kembali
3. Tuangkan adonan ke dalam cetakan yang sudah dipanaskan di atas kompor, lalu masukkan  potongan gurita, keju, dan daun bawang
[...Please ignore the mess...]

4. Bolak balik bola-bola takoyaki hingga matang merata


5. Angkat, tuangi dengan saus dan mayonaisse, lalu taburi katsuobushi di atasnya!

Dekiagari~ Jadi deh!




Nom nom nom!
Hehe, rasanya memang nggak bisa dibandingkan dengan takoyaki asli Osaka. Tapi lumayan lah untuk nyemil-nyemil unyu di sore hari sekaligus mengobati kekangenan saya pada kota kuidaore itu :)

May 11, 2012

Red Velvet Cake - First Timer

Red velvet cake is definitely the 'it' cake of the moment in Jakarta. For months now, everyone's been buzzing about the cake and almost every cake shop in the city has their own versions of it.

Being the "un-hip person" that I am, I've just finally had my first bite of it yesterday.


The Harvest's Red Velvet Cake
(Rp 25.000/Slice)

It tasted... uum, pretty decent I guess. And the size was OK too.  Overall, for an IDR 25K cake, I can't really complain much. But for a cake that's been hyped up as much as this one, I'm just not sure if I fancy it that much either.

Well, maybe I should taste red velvet cake from other shops. Like Convivium. I heard their red velvet cake is so delish & popular that you actually have to order the cake beforehand by phone.

Yeah, probably some other time.

RAGUSA ITALIAN ICE CREAM

Serius, saya tahu saya telat banget nyobain es krim di ice cream shop yang sudah berdiri sejak tahun 1932 ini. Sebenarnya sudah bertahun-tahun lalu saya mendengar soal tempat ini dan penasaran ingin mencoba es krim mereka yang katanya masih dibuat secara homemade dan tanpa bahan pengawet sehingga memberikan citarasa yang berbeda dengan es krim pasaran. Tapi karena tempatnya yang cukup jauh di Jakarta Pusat sementara wilayah edar saya nggak pernah jauh-jauh dari seputaran Pondok Indah, jadinya ya nggak pernah kesampaian lah niat saya itu.

Sampai hari Jumat lalu. Kebetulan saya ada urusan di daerah Menteng. Nanggung sudah sampai daerah sana, saya pun melompat ke dalam taksi dan minta dibawa ke Jalan Veteran, tempat Ragusa berada. Nggak sampai 15 menit, saya sudah tiba di depan toko ice cream tersebut.

Ya ampun! Ternyata lokasinya persis di sebelah Masjid Istiqlal! Huuh, tahu begitu, waktu 2 tahun lalu saya bawa teman jalan-jalan ke Masjid Istiqlal, kan, saya bisa mampir dulu ke sana...

Tapi ya sudahlah. Langsung masuk saja... di dalam saya disambut suasana resto yang... hmm, istilah kerennya "RETRO", bahasa gaulnya "JADUL", dan kalau disebut apa adanya "TUA".





Sampai di kounter pemesanan, saya melihat-lihat menu sebentar sebelum memutuskan untuk memesan salah satu menu mereka yang paling sering saya dengar namanya:

SPAGHETTI ICE CREAM
Rp 27.000
Rasanya lucu & unik. Saya mencoba mengidentifikasi rasa es krim ini, tapi gagal. Yang jelas bukan seperti rasa es krim vanila biasa, sih. Mostly rasa susu gitu.. Teksurnya yang lembut dipadu sama taburan kacang, buah-buahan kering, dan saus cokelat... uuum!

Selain si spaghetti, satu menu lain yang saya coba karena bentuknya yang menarik adalah :
Cassatta Siciliana
Rp 23.000
Hmm. Yang ini juga maknyuss rasanya. Teksturnya lebih padat daripada si spaghetti ice cream, hampir menyerupai es potong. Es krimnya sendiri terdiri dari lapisan es krim cokelat, vanila, stroberi, dan... hmm, kalau nggak salah sih rasa mochi (?). Terus di tengahnya ada a little chunk of kue bolu. Semuanya memberikan perpaduan rasa yang unik, nothing like any other ice cream I've tried before. (not like I've tasted that many kinds of ice cream, sih... xD)

Pokoknya puas deh, akhirnya bisa mencoba es krim ragusa yang legendaris itu! Kapan-kapan kalau main ke daerah Menteng lagi,  saya ingin mampir ke sini untuk mencoba menu-menunya yang lain. 




May 10, 2012

Me Playing Guide

Sebenarnya sepanjang minggu yang lalu ada banyak cerita yang layak dipajang di sini. Tapi entah kenapa, saya nggak mood untuk meng-update blog ini. Sepertinya makin banyak kejadian yang bisa diceritakan, makin malas saya untuk menulis -_-;

Hmm, baiklah - tanpa bermaksud mengeluh- toriaezu saya akan mulai cerita saya kali ini dengan satu kata : TSUKARETA!! 

Fuuuh!! Cuapeeeek bok!

Jadi hari minggu lalu ceritanya atas shoukai atau perkenalan dari K-san, seorang ibu asal Jepang yang sudah menetap di sini belasan tahun, saya mendapat job menemani tamu dari Jepang. Tamu kali ini 3 orang yang terdiri dari sepasang suami istri (H-san dan H-okusan) dan adik perempuan dari sang suami (H-shachou). Dan tujuan kunjungan mereka ke Jakarta hanya satu: OKAIMONO alias belanja.

Sekitar pukul 9:45 pagi, saya sampai di hotel tempat mereka menginap di daerah Blok M. Sesuai pesan K-san, saya langsung mencoba menghubungi supir mobil sewaan yang akan kami pakai berkeliling hari itu.

Saya: Halo? Pak Y?
Supir :Iya benar.
Saya: Saya Ayu yang hari ini mau antar tamu jepang dari Hotel X. Bapak sekarang sudah dalam perjalanan ke sini?
Supir: Maaf, ya, Mbak dapat nomor saya dari mana?
Saya: Dari K-san
Supir: K-san? Kayaknya dia salah konfirmasi, deh. Saya emang hari ini bawa tamu jepang tapi dari lapangan golf, bukan Hotel X. 
Saya: Hah? Jadi yang nganter kita hari ini siapa, dong?
Supir: Wah saya juga nggak tahu Mbak.

Langsung panik lah saya. Gimana ini? Mau nganter tamu tapi nggak ada mobil!! Mana saya nggak tahu apa-apa soal rental mobil itu! Saya diberi tahu kalau tugas saya cuma mengantar saja, sementara masalah transportasi dan tetek bengeknya -seharusnya - sudah diselesaikan oleh M-san, orang Jepang lain yang mengkoordinir trip tamu-tamu tadi. 

Awatete, K-san ni me-ru shita. Eh ternyata beliau sedang kebaktian di gereja, jadi saya diminta menghubungi M-san saja. 

M-san : Hah? Kok bisa gitu?
Saya: Iya. Pokoknya Pak Y bilang, yang nganter kita hari ini bukan dia. Jadi gimana ya sebaiknya?
Tadinya saya berharap M-san bakal berinisiatif untuk mengkonfirmasi ke pihak rental mobil, atau at least memberi nomor telepon rental tsb untuk saya hubungi sendiri. Tapi ternyata...
M-san: Ya sudah, coba kamu tanya ke hotel aja. Ada mobil yang bisa disewa nggak. Kalau nggak ada, tolong charter taksi aja, deh!

Ya sudah, sesuai perintah, saya tanya ke pihak hotel. Tapi just my luck, they were out of car that day. Mereka malah mengusulkan saya untuk coba menyewa mobil dari hotel sebelah.

Dan tepat di saat itu, ketiga tamu saya tiba di lobi. 

Aaaah!! Bagaimana ini!!!!

Sambil mencoba tetap tersenyum (padahal dalam hati sudah panik setengah mati), saya minta maaf dan minta mereka menunggu sebentar karena ada yang harus saya konfirmasi lagi soal mobil sewaan hari itu. 

Okyakusama wo omatase shinagara, saya melesat ke hotel sebelah untuk menyewa mobil. But no such luck, ternyata mereka juga sudah kehabisan mobil (T_T). Mungkin kasihan melihat tampang saya yang memelas, satpam mereka yang baik hati berusaha nelpon rental kenalannya untuk menanyakan kalau ada mobil yang bisa disewa, dan bahkan sampai langsung pergi ke rental dekat situ juga untuk mencarikan mobil. Sayangnya, semua itu nggak membuahkan hasil. 

As a last resort, saya berusaha men-charter taksi Blue Bird yang banyak mangkal di depan hotel. Sialnya, rata-rata mereka keukeuh harus pakai argo dan ogah disewa seharian dengan tarif borongan. Padahal kalau pakai argo, dengan situasi jalanan kota Jakarta yang kian lama kian nggak masuk akal, bisa-bisa tarifnya nanti jadi membengkak gila-gilaan.

Tapi kemudian dengan bantuan bapak tukang parkir di sekitar situ (yang pastinya membantu dengan pamrih), akhirnya saya berhasil menemukan seorang supir taksi Blue Bird yang mau mobilnya di charter seharian. We agreed on the fixed price of 600 ribu, trus taksi itu saya bawa ke hotel. Sampai di hotel, saya lihat ketiga tamu Jepang saya sudah berkumpul di pelataran parkir. Duh, tambah nggak enak hati saya karena sudah membiarkan mereka menunggu begitu lama. Panik, saya langsung melompat turun dari taksi, menghampiri mereka dan bolak-balik membungkuk minta maaf.

Saya : Aduh, maaf karena nggak dapat mobil, jadinya saya sewa taksi untuk hari ini.

Tamu: Wah, nggak usah! Ternyata supir mobil rental kita sudah nunggu dari tadi di tempat parkir. Itu dia di sana! (menunjuk seorang mas supir yang berdiri santai di samping mobil nggak jauh dari tempat kami berdiri)

GUBRAK!!!! 
Jadi dari pagi saya panik, lari-lari ke sana ke mari for nothing??

Oke, capeknya sih saya nggak ngeluh, ya, namanya juga pekerjaan, dan saya dibayar untuk ini. Tapi sumpah saya jadi nggak enak setengah mati sama ketiga tamu saya karena sudah memulai trip mereka dengan kesalah-pahaman yang sebenarnya nggak perlu terjadi seandainya saya konfirmasi dulu sama perusahaan rental instead of jumping to the street looking for another car! *Aho!*

Untungnya ketiga tamu saya pengertian. Bukannya terlihat kesal atau marah, mereka justru tampak prhatin sama saya yang -mungkin- terlihat ngos-ngosan dan panik. Huhuhuuu, maafkan saya ya... maklum, namanya juga guide abal-abal!!

Singkat cerita, setelah melewati insiden kecil tersebut  kami pun langsung SHUPPATSU! Berangkat! Capcus!!

Didukung oleh suasana jalanan Jakarta yang cukup bersahabat di hari Minggu, dalam waktu kurang dari 1 jam kami sudah tiba di perhentian pertama kami: Jakarta Gems Center Rawabening, Jatinegara



May 2, 2012

Sushi Kiosk by Sushi Tei

Yesterday I had this sudden crave for sushi. Bicara soal sushi, biasanya satu tempat yang langsung melintas di benak saya adalah "Sushi-tei". Tapi kalau harus pergi ke restoran macam Sushi-tei sendirian, rasanya malas juga. Mau minta ditemenin, rasanya nggak enak mengganggu teman-teman saya yang super sibuk (ehm) dengan ajakan mendadak seperti itu. Pingin nyoba layanan delivery Sushi Rakyat, eh ternyata tempat saya belum masuk cakupan wilayah antar mereka...

Terus, gimana dooong? Di mana saya bisa menikmati makan sushi sendirian dengan nikmat dan tentram??

Aha! Saya lalu teringat sama sebuah tempat yang pernah saya datangi beberapa bulan lalu; Sushi Kiosk di Carrefour Lebak Bulus.

Tempat ini sebenarnya adalah "anak restoran" dari Sushi-tei. Sushi yang ditawarkan juga sama, cuma bedanya adalah konsep Sushi Kiosk yang lebih menyerupai "minimarket sushi". Jadi, di sana kita memilih sendiri sushi, minuman, dan dessert dari rak, masukkan ke keranjang, lalu bayar di kasir. Sampai di kasir, kita akan ditanya mau makan di tempat atau bawa pulang. Kalau makan di tempat "belanjaan" kita akan dipindahkan ke nampan, lalu diantar ke meja kita. Sementara kalau dibawa pulang, ya dibungkus (doh)

Kemarin, saya memilih untuk menyantap sushi saya di tempat 


Featured in the picture are :

Kanimayo Tobiko (Rp 21,818 + 10% tax)
Salmon Tobiko Combo (Rp 44,545 + 10% tax)
And for dessert, I chose "Meiji Essel Super Cup" Ice cream (Rp 22,727 + 10% tax)

There's not much to say about the sushi itself. Rasanya sama dengan Sushi-tei, begitu juga dengan harganya (cuma, karena konsepnya self service, di sini kita nggak kena service charge 5%). Tapi kemarin saya bahagia karena bisa makan Super Cup nya Meiji lagi setelah 2 tahun :') Uuuh, es krim ini rasanya masih seperti yang saya ingat, cokelat "banget"; pahit-pahit manis dengan remahan cookies di dalamnya. Yum! Nggak nyesel bayar Rp 25 ribu untuk 1 cup es krim itu! (lagian ukurannya lumayan besar, lho; 200 ml. Nggak seperti ice cream cup standar di sini yang mungil-mungil)

Selain 3 items yang terlihat di gambar di atas, saya juga pesen Crispy Cheese Roll (Rp 15,909 + 10% tax) dan Baked Salmon Maki (Rp 15, 455 + 10% tax), masing-masing dalam pak isi 6 potong. (okay, I went a little overboard yesterday, tapi namanya juga "ngidam", kan!)

Dan dengan demikian, terpuaskanlah sudah hasrat saya untuk makan sushi. Saya pun melenggang dengan perut penuh dan senyum bahagia.

xD