March 15, 2012

Balada Nastar

A friend's birthday's coming up, and I thought it'd be nice to make 'em homemade pineapple cookies (nastar) as a birthday present. Waktu si mamah mendengar rencana saya, beliau langsung melontarkan komen skeptis, "Yakin? Bikin kue kering itu repot dan capek, lho. Mending beli jadi. Tuh di Carrefour 50 ribu udah bisa dapet yang lumayan enak!"
Dan seharusnya saya mendengarkan peringatan mamah saya yang bijaksana. Because this is what happened then...
Jadi, setelah menemukan resep nastar yang (kelihatannya) gampang di sebuah buku kumpulan resep kue kering, dengan semangat 45 saya melesat ke Giant untuk belanja bahan-bahan. Sesuai catatan yang sudah saya buat sebelumnya, nanas, tepung rendah protein, butter, gula halus, dan lain sebagainya saya lemparkan ke dalam trolley dengan yakin. Saya lupa berapa total belanjaannya, yang jelas lebih dari Rp 50 ribu yang menurut si mamah sudah cukup untuk membeli nastar jadi dengan rasa yang lumayan. Tapi saya sama sekali nggak merasa sayang mengeluarkan uang segitu, "Pokoknya saya pasti bisa bikin nastar yang enak!" pede saya, entah atas dasar apa.

Sampai di rumah, sekitar jam setengah 5, masih dengan semangat menggebu saya mulai membuat si kue nastar. Semuanya I made from scratch, even the pineapple filling... Dan hasilnya....

Jam setengah 8 malam saya tergolek lunglai di lantai dapur. Di atas meja di depan saya teronggok adonan nastar yang baru dibulat-bulatkan dan diisi setengahnya. I spent 3 freakin hours trying to make the freakin cookies dan masih belum selesai jugaaaa...?! Saya capek, saya lapar, tangan saya lengket oleh adonan, dan sekujur badan saya bau nanas... Akhirnya saya menyerah. Adonan yang sudah dibentuk dan diisi  saya lempar ke dalam oven tanpa peduli lagi hasilnya bagaimana. Dan sisa adonannya? (God forgive me for doing this sementara masih banyak orang yang kelaparan di dunia, tapi sungguh aku sudah tak sanggup lagi mencium bau terigu dan nanas ituuu) Dengan terpaksa harus meluncur ke tempat sampah.

Ngomong-ngomong ini penampakan akhir nastar-nastar yang somehow made their way to the oven:
Nastar atau Piring Terbang?


Ehem, sepertinya I've learned my lessons: nggak lagi-lagi deh sok-sokan bikin kue kering... well, at least NOT nastar, and not anytime soon.

Dan berarti, saya harus memikirkan hadiah lain untuk kawan saya tercinta...
Just in case, kawan, kalau aku akhirnya memberikan kamu sesuatu yang very lame or very generic that comes from a supermarket or the sort, please know that I have tried very hard to make you something special... Indeed, I failed, but isn't it the intention that counts? *beralasan sambil kedip-kedip memelas*

0 comments:

Post a Comment