March 19, 2012

Kare Jepang

Satu hal yang teramat sangat saya kangenin dari Jepang adalah makanannya. Beruntung di Jakarta  restoran Jepang tersebar di mana-mana. Dari sushi, kare, gyudon, okonomiyaki, takoyaki, pokoknya nyaris semua makanan Jepang yang saya kangenin bisa ditemukan di Jakarta tercinta ini, as long as I'm willing to pay the price...
Nah, kemarin itu, saya lagi ngidam kare. Sebenarnya bisa saja sih saya mampir ke Mr. Curry, tapi berhubung saya lagi dalam ekomo-do, alias penghematan, saya harus cari jalan lain untuk memenuhi hasrat yang menggelora itu. Lucky for me, saya menemukan roux alias ruu alias bumbu kare Jepang di Hero PIM.
 Glico 2Danjuku Kare!!
Selain di Hero, penampakannya juga pernah saya lihat di Food Hall, Food Mart, Lotte Mart & Papaya

Walau harganya nyaris 2 kali lebih mahal dari harga aslinya, tapi dihitung-hitung tetap lebih murah daripada beli sepiring kare jadi di Mr. Curry. Satu pak ruu 100 gr ini harganya +/- Rp 30 ribu dan bisa membuat 4 porsi kare. Sedangkan satu porsi kare di Mr. Curry harganya 50-60 ribu. You do the math!

Oh iya, sebenarnya selain Ruu merk Glico ini, ada juga yang keluaran S&B dengan harga yang nggak jauh beda. Saya juga nggak begitu mengerti apa bedanya, tapi berhubung selama di Jepang saya adalah konsumen setia 2danjuku kare, I decided to stick with what I know :)

Singkat cerita, setelah beli bumbunya, saya langsung berjibaku di dapur untuk membuat sepiring kare yang saya idamkan. Berikut resep kare yang saya terjemahkan langsung dari petunjuk di bagian belakang kemasan bumbu tersebut :

Bahan (untuk 4 porsi):

Bumbu 2danjuku kare 4 blok (1 pak ukuran 100 gr)
Daging 160 gr (Bisa sapi, bisa ayam. Kemarin saya pakai dada ayam fillet)
Bawang bombay ukuran sedang 1 buah (+/- 200 gr)
Wortel ukuran kecil 1 buah 
Kentang ukuran sedang 1 buah
Margarin 1 sendok makan
Air 550

Cara Buat:
1. Potong daging, bawang bombay, wortel, dan kentang sesuai selera
2. Panaskan margarin, lalu masukkan dan tumis bahan-bahan (1)
3. Setelah ayam berubah warna, masukkan air dan rebus sampai mendidih. Setelah mendidih, angkat buih/lemak yang mengapung di permukaan, lalu rebus terus selama +/- 20 menit dengan api sedang sampai semua bahan-bahan empuk.
4. Matikan api, lalu masukkan bumbu/ruu kare. Aduk sampai rata.
5. Nyalakan kembali api, dan masak kare dengan api kecil hingga mencapai kekentalan yang dikehendaki.

Voila! Dekiagari~

Itadakimasu!! (^0^)

Note: Sebagai penggemar berat keju, saya menambahkan parutan keju cheddar di atas kare saya. It's purely optional, though.

Now, who needs Mr. Curry when you can get a homemade curry as easy as that? 

March 15, 2012

Balada Nastar

A friend's birthday's coming up, and I thought it'd be nice to make 'em homemade pineapple cookies (nastar) as a birthday present. Waktu si mamah mendengar rencana saya, beliau langsung melontarkan komen skeptis, "Yakin? Bikin kue kering itu repot dan capek, lho. Mending beli jadi. Tuh di Carrefour 50 ribu udah bisa dapet yang lumayan enak!"
Dan seharusnya saya mendengarkan peringatan mamah saya yang bijaksana. Because this is what happened then...
Jadi, setelah menemukan resep nastar yang (kelihatannya) gampang di sebuah buku kumpulan resep kue kering, dengan semangat 45 saya melesat ke Giant untuk belanja bahan-bahan. Sesuai catatan yang sudah saya buat sebelumnya, nanas, tepung rendah protein, butter, gula halus, dan lain sebagainya saya lemparkan ke dalam trolley dengan yakin. Saya lupa berapa total belanjaannya, yang jelas lebih dari Rp 50 ribu yang menurut si mamah sudah cukup untuk membeli nastar jadi dengan rasa yang lumayan. Tapi saya sama sekali nggak merasa sayang mengeluarkan uang segitu, "Pokoknya saya pasti bisa bikin nastar yang enak!" pede saya, entah atas dasar apa.

Sampai di rumah, sekitar jam setengah 5, masih dengan semangat menggebu saya mulai membuat si kue nastar. Semuanya I made from scratch, even the pineapple filling... Dan hasilnya....

Jam setengah 8 malam saya tergolek lunglai di lantai dapur. Di atas meja di depan saya teronggok adonan nastar yang baru dibulat-bulatkan dan diisi setengahnya. I spent 3 freakin hours trying to make the freakin cookies dan masih belum selesai jugaaaa...?! Saya capek, saya lapar, tangan saya lengket oleh adonan, dan sekujur badan saya bau nanas... Akhirnya saya menyerah. Adonan yang sudah dibentuk dan diisi  saya lempar ke dalam oven tanpa peduli lagi hasilnya bagaimana. Dan sisa adonannya? (God forgive me for doing this sementara masih banyak orang yang kelaparan di dunia, tapi sungguh aku sudah tak sanggup lagi mencium bau terigu dan nanas ituuu) Dengan terpaksa harus meluncur ke tempat sampah.

Ngomong-ngomong ini penampakan akhir nastar-nastar yang somehow made their way to the oven:
Nastar atau Piring Terbang?


Ehem, sepertinya I've learned my lessons: nggak lagi-lagi deh sok-sokan bikin kue kering... well, at least NOT nastar, and not anytime soon.

Dan berarti, saya harus memikirkan hadiah lain untuk kawan saya tercinta...
Just in case, kawan, kalau aku akhirnya memberikan kamu sesuatu yang very lame or very generic that comes from a supermarket or the sort, please know that I have tried very hard to make you something special... Indeed, I failed, but isn't it the intention that counts? *beralasan sambil kedip-kedip memelas*

March 11, 2012

最近気に入った曲



Okay, I'm not big on Japanese idol groups. I mostly see them as annoyingly-high-pitched-voiced-pants-flashing-look-at-me-I'm-so-cute-group of girls. And this perception (or prejudice, as some might say) makes it hard for me to open myself to the idea that some of their songs might actually be good.

That is until I heard JKT48 version of Kimi no Koto ga Suki Dakara. I love the melody and the whole energy of the song. So much, in fact, that I'm even willing to overlook how ridiculous some parts of the translated lyrics sound in Indonesian. Like "Hanya dengan bertemu denganmu perasaanku menjadi hangat. Dan menjadi penuh"... WTH?! Perasaan menjadi penuh? As in 'begah'?? Or what? We just don't say that in Indonesian... Really,  I don't think it would hurt to alter the lyrics a bit to make it sound more natural in Indonesian instead of just lazily giving it a 100% literal translation (but I don't know if that's actually part of the management's policy or something).
Anyway, like I said, I'm willing to over look that fact and just enjoy the song as it is...

At least there's no annoying high pitched voice in this version!

March 3, 2012

Hisashiburi Blogger!

Hellow!

After more than a year of tumblr-ing, I decided to start writing in a "real blog" again instead of just reblogging self motivation quotes and pictures that don't even have any real correlation with my life. If anything, tumblr had turned me into a lazy ass drama queen. I mean, if I want to make such a drama out of my life, at least I have to make the effort to be original, no?

Well anyway, I'm back to blogger, and I'm gonna try to write at least one short entry per day... or per week... or month... oh well, let's just see how it goes.

For a starter, here's one interesting picture I took at a local hypermarket yesterday :


"Yummy Looking" Goats Head

Have a great Saturday!